Financial
Value Added
merupakan metode yang mempertimbangkan kontribusi dari fixed assets dalam
menghasilkan keuntungan bersih perusahaan (Iramani, 2005).
FVA dikendalikan oleh tiga keputusan
diantaranya :
1.
Operating Decision adalah suatu keputusan yang harus
diambil perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan dan mengelola
biaya-biaya yang timbul baik variable
cost mupun fixed cost sedemikian
rupa sehingga menghasilkan operating
profit margin bagi perusahaan.
2.
Financing Decision adalah suatu keputusan pembiayaan
perusahaan dimana perusahaan harus menentukan sumber dana yang paling efisien,
yang direfleksikan oleh cost of capital (CoC)
yang dibayarkan selama periode n. CoC ini menjadi faktor pembagi terhadap nilai
income yang diterima. Semakin rendah CoC yang ditanggung oleh perusahaan maka
semakin besar nilai per 1 sen uang yang diterima perusahaan.
3.
Investment Decision, adalah keputusan manajemen terhadap
pilihan-pilihan investasi yang secara normative harus mampu mempertimbangkan
sumber-sumber pendanaan yang terlibat karena akan mempengaruhi struktur modal
perusahaan. Hal ini juga juga mempengaruhi komposisi working capital dan fixed
capital yang merupakan kompunen pengubah nilai dalam konteks pengukuran FVA. Oleh
karena itu dilakukan pengelolaan modal untuk menghindari idle capital. Ketika working
capital dan fix capital besar
maka akan menciptakan CoC yang lebih besar bagi perusahaan dan secara otomatis berdampak
pada penurunan nilai FVA.
Rumus
FVA = NOPAT – (ED - D)
Dimana
: FVA = Financial Value Added
NOPAT = Net Opearing Profit After Tax
ED – D = Equivalent Depreciation – Depreciation
Kesimpulan
:
a. Jika FVA > 0, hal ini menunjukkan
terjadi nilai tambah financial bagi perusahaan.
b. Jika FVA < 0, hal ini menunjukkan
tidak terjadi nilai tambah financial bagi perusahaan.
c. Jika FVA = 0, hal ini menunjukkan
posisi impas.
Catatan :
NPV positif jika NOPAT + D
lebih besar dari ED.
ED adalah biaya-biaya yang
sederajat dengan biaya penyusutan yang sebenarnya dimana diberikan kepada
perusahaan berdasarkan penerimaan output untuk investasi asset.
RUMUS :
ED = (Q – VC)(1-T) – FC(1-T)
+ (DxT).
Dimana :
ED = Equivalent Depreciation
Q = Penjualan
VC = Variabel Cost
T = Tarif Pajak
FC = Fixed Cost
D = Depresiasion.
Kelebihan dan Kelemahan
FVA
Kelebihan
|
Kelemahan
|
1. Kontribusi ED dan Opportunity cost
konstan sepanjang umur proyek investasi;
2. Konstribusi value growth duration
sebagai unsure penambah nilai. Nilai unsure ini merupakan hasil pengurangan
nilai ED akibat bertambah panjangnya umur asset daimana set bisa terus
berkontribusi bagi kinerja perusahaan;
3. Mengedapankan financing costs
dengan melihat ED dan accumulated equivalent. FVA mampu mengharmonisasikan
hasilnya dengan konsep NPV tahun per tahun, dimana NPV setidaknya saat ini
dianggap sukses mengukur proses penciptaan nilai;
4. FVA memberikan solusi terhadap
mekanisme control dalam periode tahunan yang selama ini merupakan kendala
bagi konsep NPV.
|
FVA
kurang praktis dalam mengantisipasi fenomena bila perusahaan (proyek)
menjalankan investasi baru di tengah-tengah masa investasi yang diperhitungkan.
|
Sumber : Iramani (2005)
Untuk contoh soalnya insyallah dalam waktu dekat akan saya update :D
Nice day
Tidak ada komentar:
Posting Komentar