Bullying atau penindasan merupakan kecenderungan
habitual (yang dibiasakan) untuk memamerkan permusuhan, dominasi social,
kekuasaan social secara ektrem. (Chaplin, 2005)
Perilaku bullying kebanyakan dilakukan di lingkungan pendidikan, baik
dilakukan di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Bahkan kegiatan MOS
dijadikan ajang bullying terhadap
siswa/mahasiswa baru.
“Don’t be a bully. Don’t even be a bully to the bullies, it just
makes more bullies.”
-Robby Novak
Latar belakang saya menulis tema ini
adalah ketika saya melihat berita di Metro Tv yang menyebutkan bahwa ada
universitas terkemuka di Jakarta melakukan kegiatan bullying dikampus. Dan bahkan siswa yang dianiyaya itu berkebutuhan
khusus, meskipun ada konfirmasi dari pihak kampus bahwa anak yang di bully
bukan anak yang berkebutuhan khusus atau hanya bejanda. Tetapi hal ini sungguh
tidak bisa di terima. Bejanda boleh tetapi jangan melakukan tindakan yang
menyakiti bahkan menindas sesama..
Seharusnya mahasiswa bisa memberikan
suri tauladan kepada adek-adek kelas bahkan bagi pelajar dibawahnya untuk selalu
menghargai dan menghormati tiap-tiap makhluk hidup ciptaan Tuhan. Tetapi apa
yang mereka lakukan???
Dalam kesempatan ini saya akan
mengulas atau memberikan masukan kepada pemerintah dan masyarakat terutam
aorang tua untuk menghentikan sikap bullying
di dunia anak-anak atau bahkan remaja. Adalah sebagai berikut :
Sebenarnya banyak dimensi yang
melatarbelakangi timbulnya bullying
di dunia pendidikan atau di masyarakat,
tetapi secara garis besarnya adalah sebagai berikut :
BAGI
PEMERINTAH
1. Aturan / sanksi buat pelaku bullying
Kebanyakan bullying dilakukan oleh anak-anak usia antara 5 – 17 tahun, tetapi
tidak menutup kemungkinan diluar umur tersebut diatas juga melakukannya. Alasannya
menurut saya adalah karena usia 5 – 17 tahun merupakan usia yang anak-anak suka
mencoba-coba hal-hal baru sampai pada hal hal yang kurang nalar ataupun masih
bisa dipengaruhi oleh lingkungan sekelilingnya.
Aturan mengenai bullying untuk pelaku dibawah umur hanya dikembalikan keorang tua
untuk dibina atau bahkan hanya dilakukan pengawasan terhadap anak.
Jika pelakunya sudah dewasa (tdk
dibawah umur) maka harus melakukan serangkaian hukum yang berlaku.
2.
Pendidikan
karakter usia dini di lingkungan sekolah.
Pendidikan
karakter di dunia sekolah memanglah penting. Pendidikan karakter muncul dari
sikap didik yang ditularkan oleh pendidik melalui metode pembelajaran atau
bahkan perilaku sikap yang bisa dicontoh.
Disamping itu pula menambah jumlah
jam pelajaran agama atau pendidikan kewarganegaraan penting untuk dilakukan. Penambahan
jam mata pelajaran agama bisa memberikan efek kognitif siswa untuk berperilaku
sesuai ajaran agama yang sudah dianut dalam diri siswa. Diharapkan ketika siswa
mendapat pendidikan agama lebih akan membawa dampak terhadap perilaku siswa. Penambahan
jam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan mengajarkan siswa untuk bisa
menghormati dan menghargai sesama manusia tanpa membedakan agama, suku,
rasa dan agama.
BAGI
KELUARGA
Keluarga merupakan tempat utama untuk
membentuk perilaku anak. Dengan keluarga yang harmonis maka akan menghasilkan generasi
penerus yang selalu berpikir positif dan sehat. Sehat dalam berperilaku maupun
sehat dalam menerima hal-hal positif. Hal ini karena waktu anak untuk
bercengkerama dengan keluarga lebih banyak jika dibandingkan di dunia sekolah.
Orang tua harus senantiasa memberikan
pengawasan dan arahan yang positif mengenai tindakan yang sudah dilakukan oleh
anak. Memberikan kebebasan anak untuk menggali diri itu penting tetapi harus
positif dan mampu untuk dipertanggungjawabkan. *belajarJdOrangTua
Berikanlah pelajaran akan makna cinta kasih kepada anggota keluarga dan sesama manusia.
beri pemahaman mengenai tindakan-tindakan yang tidak boleh dilakukan dan yang harus dilakukan. berikan masukan dengan cara yang bisa diterima oleh anak.
Jangan memaksa kehendak dan mencoba untuk memahami sifat dan pemikiran anak. sehingga kita akan mampu masuk ke dunia mereka dan memberikan arahan positif yang bisa diterima.
Semoga bullying di negara kita tidak terulang lagi, dan siswa-siswa di
Indonesia menjadi pemuda pemudi yang bermanfaat dan mampu membawa nama baik
bangsa dan agama. Amin
Dan semoga kita sebagai pendidik,
selain memberikan materi pendidikan juga mampu memberikan contoh positif dalam
berprilaku sehari-hari. *optimis
Nice Day J
Salam Bahagia dan Salam Sukses
Tidak ada komentar:
Posting Komentar