Adalah alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan.
Kegunaan
dari rasio keuangan :
a. Membimbing Investor
dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian
perusahaan dan prospek pada masa datang.
b.
Membantu
penganalisis untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
c.
Untuk
mengambil manfaat rasio keuangan kita memerlukan standar untuk perbandingan.
Salah satu pendekatan adalah membandingkan rasio-rasio perusahaan dengan pola
industri atau lini usaha di mana perusahaan secara dominan beroperasi.
MACAM-MACAM
RASIO KEUANGAN
A.
RASIO NERACA
Jenis Rasio
Neraca disini adalah :
1. Rasio
Likuiditas
Rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin kewajiban-kewajiban
lancarnya.
Likuiditas
sehat paling tidak memiliki rasio lancar sebesar 100%.
a. Rasio Lancar
(Current ratio) = Aktiva Lancar (Current Assets) / Hutang Lancar (Current Liabilities)
Current
Assets
adalah pos-pos yang berumur satu tahun atau kurang atau siklus usaha normal
yang lebih besar.
Current
Liabilities adalah kewajiban yang pembayarannya kurang dari 1 tahun atau
siklus operasi normal dalam usaha.
Contoh : Dik : Aktiva lancar Rp 50 juta dan
Hutang Lancar Rp 40 juta, maka rasio lancarnya adalah 50 juta / 40 juta = 1.25%
Artinya
setiap 1 rupiah hutang lancar bisa dijamin dengan 1 rupiah aktiva lancar.
Rasio lancar digunakan untuk mengunkapkan
jaminan keamanan (margin of safety)
perusahaan terhadap kredit jangka pendek. Jika nilainya kurang dari 1% maka
perusahaan dikatakan mengalami kesulitan dalam melunasi utang jangka pendeknya.
Tetapi jika rasio lancarnya terlalu tinggi,
maka sebuah perusahaan dikatakan kurang efisien dalam mengurus aktiva
lancarnya.
b. Quick Ratio = (Aktiva Lancar – Persediaan) / Kewajiban Lancar
Persediaan
ini terdiri dari alat-alat kantor, bahan baku, persediaan barang dalam proses,
dan persediaan barang jadi. Hal ini bertujuan mengadakan persediaan yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan
pada biaya yang minimum.
Rasio cepat
yang mempunyai nilai 100% dianggap kurang baik tingkat likuiditasnya.
c. Cash Rasio = (Kas + Efek) / Hutang Lancar
Kemampuan membayar utang dengan segara yang harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan
efek yang segera dapat diuangkan.
d. Acid Test Rasio = (Kas + Efek + Hutang) / Hutang Lancar
Kemampuan untuk membayar
utang yg segera hrs dipenuhi. Dengan
aktiva lancar yg lebih likuid.
e.
Working
Capital to Total Aset Rasio
= (Aktiva Lancar – Hutang Lancar) / Jumlah Aktiva
Likuiditas
darin total aktiva dan posisi modal
kerja neto.
2. Rasio
Pengungkit/Leverage/Solvabilitas
Rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana perusahaan. Atau
kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya dengan menggunakan semua
aset yang dimiliki. Hal ini terjadi jika perusahaan mengalami pailit. Beberapa
rasio ini antara lain :
a. Total Debt to Equity Ratio = Rasio Total Hutang / Modal Sendiri
Bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk
keseluruhan hutang.
b.
Total Debt
to Total Capital Assets
= Rasio Total Hutang / Jumlah Modal / Total asset
Beberapa
bagiam dari keseluruhan dana yang
dibelanjai dengan utang. Atau
Berapa
bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang.
c. Long Term Debt To Equity
Ratio
= Hutang Jangka Panjang / Modal Sendiri
Bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jk panjang.
d. TIE (Time Interest Earned) = EBIT / Bunga Hutang
Jangk Panjang
Besarnya jaminan keuntungan
yang digunakan untuk membayar bunga Hutang JK PJG
e.
Tangibel
Assets Debt Coverage
= Jumlah Aktiva – Intangibles Hutang Lancar / Hutang Jangka
Panjang
Besarnya
aktiva tetap tangible yang digunakan
untuk menjamin hutang jangka panjang setiap rupiahnya
B.
RASIO-RASIO
ANTAR STATEMENT KEUANGAN
3. Rasio
Efisiensi/Perputaran/Rasio Aktivitas
Digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola aset-asetnya sehingga
memberikan aliran kas masuk bagi perusahaan/
a. Rasio
perputaran persediaan = Harga Pokok Penjualan / Inventory rata-rata
Kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam satu
periode tertentu.
b.
Average Day’s
Inventory
= Inventory Rata-rata x 360 / Harga Pokok Penjualan
Periode
rata-rata persediaan berada di gudang .
c. Rasio Total Asset Turnover = Penjuala Netto – Jumlah Aktiva
Kemampuan dana yang tertanam dlm keseluruhan
aktivaberputar dalam satu periode tertentu, Atau kemampuan dana yang
diinvestasi- kan untuk menghasilkan revenue.
d. Receivable Turn Over = Penjualan Kredit / Piutang Rata-rata
Kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam suatu
periode tertentu.
e. Average Collection Period = Penjualan rata-rata x 360 / Penjualan
Kredit
Periode
rata-rata yang dibutuhkan dalam pengumpulan pihutang
f.
Working Capital Turn Over
= Penjualan Netto / Aktiva Lancar – Hutang Lancar
Kemampuan
modal keja perusahaan berputar dalam satu periode siklus kas perusahaan
C.
RASIO
LABA/RUGI
4. Rasio
Profitabilitas
Digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi
perusahaan.
a. Gross Profit Margin (GPM) = Penjualan Netto – HPP / Penjualan
netto
b. Operating Profit Margin (OPM)
= Penjualan Netto – HPP – Biaya Adm &
Umum / Penjualan Netto
c. Net Profit Margin (NPM) = Laba Operasi Bersih / Penjualan
Bersih
Untuk melihat total keuntungan bersih
terhadap penjualan.
d. Return to Total Asset (ROA) = Laba Bersih / Total Asset
Untuk melihat secara jauh asset dalam
menghasilkan tingkat laba.
e. Return On Equity (ROE) = Laba Bersih / Ekuitas pemegang saham
Untuk meluhat tingkat keuntungan dari investasi yang sudah ditanamkan.
f.
Return On
Investment
(ROI) = Investasi / Total Aktiva
Untuk melihat kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dari seluruh aktiva yang tersedia.
g.
Operating
Rasio
= HPP + Biaya Adm + B. Penjualan + Biaya umum
/ Penjualan Netto
5. Rasio Nilai
Pasar.
Rasio ini
digunakan untuk mengukur harga pasar relatif terhadap Nilai Buku Perusahaan.
a. Price Earning Ratio (PER) = Harga Pasar per lb / EPS
b. Devidend Yield = Harga beli saham / EPS
Untuk mengetahui besarnya return yang akan
diperoleh dari nilai investasi.
c. Dividend Payout ratio (Rasio Pembayaran Deviden)
= (Deviden per lb saham / Laba per lb saham)
x 100%
Adalah persentase laba yang dibayarkan dalam
bentuk deviden atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk deviden
dengan total laba yang tersedia bagi pemegang saham.
d. PBV (Price to Book Value) = Harga saham /
Nilai ekuitas per saham(BV)
BV adalah book value yang dihasilkan dari ekuitas dibagi rata-rata
jumlah saham yang beredar. Semakin tinggi nilai PBV nya maka semakin tinggi
nilai sahamnya.
Metode
pendekatan Analisi Rasio Keuangan
1. Pendekatan
Lintas Seksi (Cross Sectional Approach)
Yi cara
mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu
dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat bersamaan.
Dengan cara
ini dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan berada diatas, berada
pada rata-rata, atau berda di bawah rata-rata industri.
2. Pendekatan
Runtut Waktu (Time Series Analysis)
Yi cara
mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio perusahaan dari satu
periode ke periode lainnya.
Dengan membandingkan
antara rasio-rasio yang saat ini dengan rasio-rasio di masa lalu yang dapat
memperlihatkan apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran.
Kelemahan
Analisis Rasio Keuangan
a. Rasio
tersebut dibentuk dari akuntansu dan data yang dipengaruhi oleh cara
penafsirannya dan bahkan dpat dimanipulasi;
b. Kecocokan
dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan bahwa perusahaan sedang
berjalan normal dan dipimpin dengan baik;
c. Angka-angka
rasio tidak dapat berdiri sendiri :
1. Adanya
perbandingan dengan perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat rasio yang hampir
sama;
2. Adanya
analisis kecenderungan (trend)dari setiap rasio pada tahun-tahun sebelumnya.
Semoga bisa memberikan sedikit manfaat..amin
Sumber
: Wikipedia & Perpustakaan Undip
Tidak ada komentar:
Posting Komentar