Assalamualaikum....
Sebelumnya
saya ingin menjelaskan bahwa tulisan saya ini merupakan deskripsi dari suara hati saya sebagai seorang pengajar
dalam memberikan pemahaman kepada anak didik untuk menerima dan menyaring
berita yang sekarang ini membuat resah. So.. jadi apabila ada yang kurang
berkenan dengan analisa saya, saya mohon maaf.
Stay join,,,,
Dosen
merupakan pengajar yang mampu
melaksanakan tri dharma (pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat) dalam
memberikan peran, sumbang sih untuk
negara dan bangsa dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pihak yang harus bisa me-netral-kan kondisi
yang sedang berkembang saat ini dan bisa memberikan pemahaman kepada anak didik
untuk mampu menangkal hoax. Harusnya.., dosen dalam hal ini harus mampu
mencerahkan pemahaman mahasiswa yang mempunyai jiwa milenial dalam menerima
berita-berita dari luar.
Menurut kompas.com terbit 24 April 2017
“Hoax sendiri memiliki definisi yaitu suatu berita atau
pernyataan yang memiliki informasi yang tidak valid atau berita palsu yang
tidak memiliki kepastian yang sengaja disebar luaskan untuk membuat keadaan
menjadi heboh dan menimbulkan ketakutan. Akan tetapi, ada juga hoax yang
sengaja dibuat untuk membuat cara berpikir tentang suatu hal menjadi sesat
karena tertipu berita atau opini hoax. Jika sebelumnya hoax – hoax ini disebar
luaskan lewat sms ataupun email dengan banyak, maka hoax sekarang ini lebih banyak
beredar di dalam sosial media seperti Instagram,
facebook, Twitter, Path, Whatsapp, serta blog – blog tertentu. Maka dari
itu dibutuhkan kehati – hatian dalam menerima suatu berita atau opini.
Disinilah
peran seorang akademisi harus berada di tengah-tengah mereka untuk memberikan
penjelasan detail disertai data-data yang
outentik. Dikarenakan remaja milenial mempunyai keingintahuan tinggi. Bahkan
apabila ada yang kurang sesuai atas jawaban
dosen , mereka bisa langsung melakukan jump in. So ,, ini lumrah buat saya...
berarti mereka kritis.
Berita
hoax yang sekarang ini semakin marak membuat saya sebagai pengajar sering
terganggu. Apabila berita hoax yang ada keterkaitan dengan kondisi perekonomian
di Indonesia sekarang ini. Pengalaman yang sudah saya alami,, ketika saya
mengajarkan satu mata kuliah yang ada keterkaitan dengan “Budgeting”, kemudian dalam proses pengajaran saya meminta kepada
mahasiswa untuk menganalisa kondisi APBN. Ada beberapa mahasiswa bertanya “bagaimana
kondisi hutang Indonesia saat ini” dan apakah Indonesia akan terancam
bangkrut????
Nah
disinilah kita sebagai pengajar harus mampu memberikan arahan dengan membantu
mereka dalam membaca data real yang ada.
Ketika ada pertanyaan seperti itu langkah yang saya berikan adalah saya tidak
bisa langsung menjawabnya, tetapi saya
memberikan penjelasan mengenai instrumen-instrumen keuangan yang ada di neraca
keuangan negara. Kemudian saya menjelaskan standar-standar yang digunakan untuk
mengukur kesehatan keuangan perusahaan (lingkup kecil) sampai pada akhirnya
adalah negara (lingkup besar). Untuk lingkup perusahaan saya bisa menjelaskan
lewat bukunya Kasmir (2015) tentang Analisa Laporan keuangan. Dan untuk kondisi keuangan negara saya menggunakan buku
Esai Laporan Keuangan Negara. Nah untuk memastikan apakah kesehatan keuangan
Indonesia ini sehat apakah enggak maka saya meminta kepada mahasiswa untuk
mencari neraca keuangan negara untuk dikupas
bersama. Setelah kita kupas dan analisa bareng bareng, maka mereka bisa menyimpulkan sendiri. Apakah berita
ini hoax apa aktual. Dan mereka bisa menjadi paham dan mampu untuk mengupas
berita dengan data-data yang akurat.
Sebenarnya
kalau kita sebagai pengajar bisa juga menjawab apa yang kita tahu, tetapi
apakah ini benar???? Kalau menurut saya ini kurang tepat. Apabila sekarang ini
adalah tahun politik so semuanya harus kita sertai data yang benar. Bagaimana
jadinya kalau ada pengajar yang berat sebelah lalu berbicara dengan
menjelek-jelekkan salah satu pihak dengan adanya rasa keperpihakan?????
Karena
yang kita didik disini adalah pemuda pemudi jiwa milineal semua. Dimana salah
satu ciri2 jiwa milenial adalah mempunyai keingintahuan yang tinggi dan masuk
akal.
Menurut
saya terkadang sesuatu yang masuk akal itu BELUM TENTU BENAR. Kita tahu di acara-acara debat. Entah debat
politik ataupun debat dengan pacar hehehehe....*misal. Terkadang kalau kita dengar
masing-masing pihak satu dengan yang lainnya, mereka sama-sama mencari pem-benar-an
sendiri-sendiri. Tetapi ketika dengar, analisa dan pahami pasti ada salah satu
yang paling rasional, masuk akal dan datanya otentik.
Nah
sebagai pengajar kita harus benar-benar berpikir dan memahami apapun itu sesuai
dengan data outentik. Agar apa yang kita sampaikan kepada murid itu tidak terjadi
overlaping informasi.
Oleh
karen itu, ketika menjawab pertanyaan dari mahasiswa yang harus kita lakukan
adalah :
1. Perdalam
diri dengan membaca buku-buku keilmuan;
2. Perdalam
diri dengan membaca berita-berita terbarukan (fenomena);
3. Apabila
masih ambigu dalam menjawab
pertanyaan mahasiswa, alangkah
baiknya kita hold untuk dikupas di
pertemuan selanjutnya dengan menyertakan bukti atau data outentik. Gunakan data-data yang resmi dan diterima Umum;
4. Kupaslah
dengan teori teori keilmuan yang kita pahami.
5. Berlaku
netral meskipun hati kita punya pilihan dalam ranah pemilu;
6. Pengajar
itu yang di contoh adalah ke-valid-an bicara, so gunakan pikiran untuk
berbicara yang baik dan mampu memberikan support serta semangat juang kepada
mahasiswa.
Nah,
dengan cara-cara seperti diatas, alhamdulilah saya semakin percaya diri dengan
menangkal informasi dan menjawab pertanyaan murid-murid dengan benar. So mereka
menjadi tercerahkan.
Semoga
kita mampu memberikan suri tauladan kepada anak didik kita. AMIN
Berpikirlah
rasional dan obyektif dalam menghadapi setiap problematika.
Tebarkan
cinta kasih,
Tebarkan
optimisme
Dan
majulah Bangsaku Indonesia
Wasalamualaikum...
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam dulu yach... Note : oh iyach teman2, kalau komentarnya dua hari kagak kejawab langsung ke email tiyox_banget@yahoo.com aja yach...