Hal
terpenting didalam menentukan modal kerja adalah berapa banyak investasi yang
harus dilakukan pada setiap kategori aktiva lancar serta bagaimana investasi
tersebut harus dibiayai. Tujuan modal kerja adalah mengelola aktiva lancar dan
hutang lancar agar terjamin jumlah net working capital yang layak diterima
(acceptable) yang menjamin tingkat likuiditas badan usaha.
Modal
kerja menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland adalah selisih antara
aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan
investasi dalam kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan dikurangi
hutang lancar yang digunakan untuk melindungi aktiva lancar.
CATATAN
PENTING :
Gross
Working Capital (Modal Kerja Kotor)=
Keseluruhan dari aktiva lancar
Net Working Capital
(Modal Kerja Bersih) = Selisih antara aktiva lancar dikurangi hutang lancar
|
Current
Assets dan current liabilities kedua-duanya merupakan short term financing.
Menurut
Bambang Riyanto modal kerja dapat dibagi menurut konsep :
1.
Konsep Kuantitatif (lihat
contoh klik disini)
Yaitu
menggambarkan keseluruhan (jumlah) dari aktiva lancar, dimana aktiva lancar ini
sekali berputar dan dapat kembali ke bentuk semula dalam jangka waktu pendek;
Konsep ini disebut modal kerja bruto (Gross Working Capital).
Berdasarkan
konsep tersebut diatas dapat disimpulan, bahwa konsep tersebut hanya
menunjukkan jumlah dari modal kerja yang digunakan untuk menjalankan kegiatan
operasi perusahaan sehari-hari yang sifatnya rutin, dengan tidak mempersoalkan
dari mana diperoleh modal kerja tersebut, apakah dari pemilik hutang jangka
panjang ataupun hutang jangka pendek.
Modal
besar yang besar belum tentu menggambarkan batas kemanan atua margin of safety
yang baik atau tingkat kemanan para kreditur jangka pendek yang tinggi. Jumlah
modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan likuiditas perusahaan yang baik sekaligus belum tentu
menggambarkan jaminan kelangsungan operasi perusahaan pada periode berikutnya.
2.
Konsep Kualitatif (lihat contoh
klik disini)
Merupakan
selisih antara aktiva lancar diatas hutang lancar, atau merupakan sebagian dari
aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi
perusahaan tanpa menunggu likuiditas; Konsep ini disebut modal kerja netto (net
working capital).
3.
Konsep Fungsional (lihat contoh
klik disini)
Menitik
beratkan pada fungsi dari pada dana dalam menghasilkan pendapatan (income) –
dari usaha pokok perusahaan dan menghasilkan pendapatan pada periode akuntansi
pada periode masa depan.
Jadi
menurut konsep ini dana yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada saat
ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan, diantaranya adalah kas,
piutang dagang sebesar harga pokoknya, persediaan, dan aktiva tetap sebesar
penyusutan pada periode tersebut.
Sedangkan efek atau surat
berharga dan margin laba dari piutang merupakan modal kerja potensial yang akan
menjadi modal kerja bila piutang sudah dibayar dan efek sudah dijual.
KATEGORI
|
|
AKTIVA LANCAR (Current
Assets)
|
HUTANG LANCAR (Current
Liabities)
|
a.
Kas
b.
Surat-surat berharga;
c.
Piutang;
d.
Inventori
|
e.
Hutang wesel;
f.
Hutang Perniagaan;
g.
Hutang pada bank lain kurang
satu tahun
|
IMPLIKASI
:
1.
Perusahaan memiliki aktiva
lancar diatas hutang lancar maka perusahaan memiliki net working capital;
2.
Penggunaan modal kerja, semakin
besar current assets dapat menutupi current liabilities, semakin besar
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya (semakin likuid).
3.
Pada kenyataannnya, perputara
kas masuk – cast inflowa dan putaran kas keluar – cast outflows tidak selalu
sinkron, tetapi perusahaan harus mempertahankan net working capital agar tetap
likuid.
Masalah
yang dihadapi dalam menajamen modal kerja
-
Cash inflows walaupun dapat
diramalkan, belum tenu seperti yang dihaapkan baik dalam pengertian jumlah uang
masuk maupun dalam pengertian waktu penerimaan kas;
-
Cash outflows lebih dapat
ditentukan karena baik pembelian karena kredit, jumlah dan waktu pembayrannya
telah ditentukan.
-
Kelebihan atas modal kerja
mengakibatkan kemampuan lanba menurun sebagai akibat lambatnya perputaran dana
perusahaan;
-
Menimbulkan kesan bahwa
manajemen tidak mampu memnggunakan modal kerja secara efisien;
-
Jika modal kerja tersebut
dipinjam dari bank maka perusahaan mengalami kerugian dalam membayar bunga.
Kebaikan
Modal kerja
-
Melindungi kemungkinan terjadinya
krisis keuangan guna membenahi modal kerja yang diperlukan;
-
Merencanakan dan mengawasi
rencana perusahaan menjadi rencana keuangan di dalam jangka pendek;
-
Menilai kecepatan perputaran
modal kerja dalam arti yang menyeluruh.
-
Membayar atau memenuhi kewajiban
jangka pendek sesuai dengan jatuh tempo;
-
Memperoleh kredit sebagai
sumber dana guna memperbesar pmenuhan kebutuhan kekayaan aktiva lancar;
-
Memberikan pedoman yang
sehingga tidak terdapat keraguab menajemen guna memperoleh efisiensi yang baik.
JENIS
MODAL KERJA
Menurut
WB. Taylor dan Bambang Riyanto (1995) Modal Kerja digolongkan dalam beberapa
Jenis :
1.
Modal Kerja Permanen
Modal kerja yang ada
pada persahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, modal kerja ini terdiri dari
:
a.
Modal kerja primer (Primary Working
Capital)
Merupakan jumlah modal
kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya
atau modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha.
b.
Modal Kerja Normal (Normal
Working Capital)
Modal Kerja Normal
adalah modal kerja yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan proses produksi yang
normal.
2.
Modal Kerja Variabel (Variabel
Workig Capital)
Yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, modal kerja ini terdiri
dari :
a.
Modal kerja musiman (Seasional
Working Capital)
Modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi musim;
b.
Modal kerja siklis (Cyclical
Working Capital)
Modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi konjungtor;
c.
Modal kerja darurat (Emergency
Working Capital)
Modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui
sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi
yang mendadak).
Faktor
Yang Mempengaruhi Modal Kerja
1.
Volume Penjualan
Perusahaan membutuhkan
modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional pada saat terjadi peningkatan
penjualan;
2.
Faktor Musim dan Siklus
Fluktuasi dalam
penjualan yang disebabkan oleh factor musim dan siklus akan mempengaruhi
kebutuhan akan modal kerja.
3.
Perubahan dalam tekhnologi
Jika terjadi
pengembangan tekhnologi maka akan berhubungan dengan proses produksi dan akan
membawa dampak terhadap kebutuhan akan modal kerja;
4.
Kebijakan perusahaan
Kebijakan yang diterapkan oleh
perusahaan juga akan membawa dampak terhadap kebutuhan modal kerja.
Kebijakan
Modal Kerja
- Kebijakan Konservatif
Merupakan pemenuhan modal kerja yang lebih baik banyak
menggunakan sumber dana jangka panjang dibandingkan sumber dana jangka pendek.
Modal kerja permanen dan sebagian modal kerja variable dipenuhi oleh sumber
dana jangka panjang, dan sebagian modal kerja variable lainnya dipenuhi dengan
sumber dana jangka pendek.
- Kebijakan Moderat/Hedging
Perusahaan membiayai aktiva dengan dana yang jangka waktunya
kurang lebih sama dengan perputaran aktiva tersebut yaitu aktiva yang bersifat
permanen dan modal kerja permanen akan didanai dengan sumber dana jangka
panjang dan aktiva yang bersifat variebal atau modal kerja variebal akan
didanai dengan sumber dana jangka pendek (matching principle)
- Kebijakan Agresif
Sebagian kebutuhan dana jangka panjang dipenuhi dengan
sumber dana jangka pendek. Pada pendekatan ini perusahaan berani menanggung
resiko yang cukup besar.
Cara
Mengestimasi Kebutuhan Modal Kerja
- Metode Keterikatan Dana
a.
Periode terikatnya modal kerja
yaitu jangka waktu yang diperlukan mulai kas ditanamkan ke dalam elemen-elemen
modal kerja sampai menjadi kas lagi. Semakin lama periode terikatnya modal
kerja, akan semakin memperbesar jumlah kebutuhan modal kerja, demikian sebaliknya.
Periode terikatnya modal kerja pada perusahaan perdagangan
sbb :
KAS – BARANG – PIUTANG – KAS
Periode terikatnya modal kerja pada perusahaan industri sbb
:
KAS – BAHAN BAKU – PROSES PRODUKSI – BARANG JADI – PIUTANG
DAGANG – KAS
b.
Proyeksi Kebutuhan Kas per
Rata-rata per hari
Merupakan pengeluaran kas rata-rata setiap harinya untuk
keperluan pembelian bahan baku, bahan penolong, pembiayaa upah, pembayaran
biaya pemasaran dan pembayaran-pembayaran tunai lainnya.
- Metode Perputaran Modal Kerja
Dengan cara menghitung perputaran elemen-elemen pembentuk
modal kerja seperti perputaran kas, perpitaran piutang, dan perputaran
persediaan.
Contoh :
|
2012
(Rp)
|
2013
(Rp)
|
Kas
|
200.000
|
400.000
|
Piutang
|
500.000
|
600.000
|
Persediaan
|
700.000
|
800.000
|
Penjualan
|
|
20.000.000
|
LANGKAH I :
Perputaran Kas =
Penjualan / Rata-rata Kas
=
20.000.000 / ((200.000+400.000)/2)
=
20.000.000 / 300.000
=
66,67 = 67 kali
Perputaran Piutang =
Penjualan / Rata-Rata Piutang
=
20.000.000 / ((500.000+600.000)/2))
=
20.000.000 / 550.000
=
36,36 = 37 kali
Perputaran Penjualan =
penjualan / rata-rata Persediaan
=
20.000.000 / ((700.000+800.000/2))
=
20.000.000 / 750.000
=
26,67 = 27 kali
LANGKAH II :
Menghitung periode terkait
elemen modal kerja :
Kas =
360/67 = 5,37 = 5 hari
Piutang =
360/37 = 9,37 = 9 hari
Persediaan = 360/27
= 13,33 = 13 hari
TOTAL =
27 Hari
Dari perhitungan tersebut diatas didapakan periode terikat
elemen modal kerjanya adalah sebesar 27 hari, sehingga perputaran elemen modal
kerja sebesar =
360 / 27 = 13,33 = 13 kali.
Jika diestimasikan tahun 2014 penjualan naik menjadi
30.000.000 maka estimasi kebutuhan modal kerja adalah 30.000.000 / 13 = Rp
2.307.692,31
Semoga bermanfaat :)
Lagunya di matikan saja mba, agak mengganggu saat membaca blog di judul ini
BalasHapusArtikel yang mudah dipahami dan sangat bermanfaat sekali, terimakasih.
BalasHapus