Standar akuntansi keuangan (2002;17) menyatkan bahwa
jumlah yang dapat disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama
masa manfaat aktiva dengan berbagai metode yang sistematis. Metode apapun yang
dipilih, konsistensi dalam penggunaannya adalahperlu, tanpa memandang tingkat
profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan, agar dapat menyediakan daya
banding hasil operasi perusahaan dari periode ke periode.
Adapun metode penyusutan yang biasanya digunakan
adalah terdiri dari:
a. Metode penyusutan yang berdasarkan waktu yaitu metode
garis lurus, metode pembebanan yang menurun yang terdiri dari metode jumlah
angka tahun dan metode saldo menurun atau metode saldo menurun berganda.
b. Metode
penyusutan berdasarkan penggunaan yaitu metode jam jasa danmetode jumlah
unit produksi.
c. Metode
penyusutan yang berdasarkan kriteria lainnya yaitu metode berdasarkan jenis
kelompok, metode analisis, metode sistem persediaan.
1. Depresiasi
Merupakan
sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan
menjadi beban pada setiap periode akuntansi. ATAU Proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama manfaatnya dengan cara yang
rasional dan sistematis. Depresiasi -> biaya yang akan
mengurangi Laba bersih, tetapi tidak masuk dalam arus kas keluar. Sehingga
tidak akan ada dana dari aktiva untuk penggantian. Dana untuk penggantian
berasal dari pendapatan.
Revisi Tarif
Depresiasi apabila :
•
Karena penentuan
tarif depresiasi (umur aktiva) hanya merupakan perkiraan maka sering terjadi
tidak tepat, untuk itu perlu direvisi.
•
Perubahan perkiraan
harus ditangani dalam periode berjalan dan periode prospektif. Periode yang
sudah berjalan tidak mungkin dilakukan revisi
Alasan
dilakukannya depresiasi adalah :
a. Faktor-faktor
fisik yang mengurangi masa pemakaian dari aktiva tetap itu sendiri misalnya
kerusakan atau masa aus;
b. Ketidakmampuan
aktiva memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu diganti. Atau mungkin adanya
permintaan terhadap suatu produk/jasa yang dihasilkan.
Faktor-faktor
yang menentukan biaya depresiasi/penyusutan adalah :
-
Harga perolehan : dana atau utang dan biaya-biaya lain yang harus
dikeluarkan untuk memperoleh aktiva.
-
Nilai sisa (Residu) : jumlah yang diterima bila aktiva tersebut
dijual, ditukar atau cara-cara lain ketika aktiva tersebut sudah tidak
digunakan, dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat
menjual/menakarnya.
-
Taksiran Umur Kegunaan : dipengaruhi oleh cara-cara oemeliharaan
dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianut dalam reparasi. Taksiran umur ini
bisa dinyatakan dalam suatu periode waktu, satuan hasil produksi, atau pun
satuan jam kerjanya
2. Deplesi
Proses pengalokasian harga perolehan sumber alam menjadi biaya selama manfaatnya dengan cara yang rasional dan
sistematis.
•
Sumber Alam (minyak
bumi, tambang lainnya, kayu)-> aktiva yang dapat habis, dikonsumsi secara
fisik selama periode penggunaan dan tidak menyisakan karakter fisik
•
Deplesi -> untuk
menghapus aktiva sumber alam ini, akan mengurangi aktiva sumber alam (bukan
menjadi Biaya Deplesi)
•
Harga perolehan
sumber alam:
–
cost akuisisi -> harga yang
dibayarkan untuk memperoleh hak mencari dan menemukan sumber alam yang belum
ditemukan atau membeli lisensi jika sumber alam ini telah ditemukan
–
cost eksplorasi -> biaya untuk
menemukan sumber alam
full cost approach -> gagal dan berhasil diakui
successful effort approach -> hanya yang berhasil
diakui
–
Cost Pengembangan:
peralatan berujud -> peralatan yang diperlukan
untuk menambang sumber alam (biasanya tidak diikutkan dalam penghitungan
deplesi)
cost pengembangan tidak berujud -> biaya yang tidak
mempunyai karakter fisik tetapi diperlukan untuk produksi sumber alam, misal:
biaya pengeboran, pembuatan lorong, gua, sumur dsb)
–
Cost restorasi (perbaikan)
->diikutkan dalam perhitungan deplesi
3. Amortisasi
Proses pengalokasian harga perolehan aktiva tidak berwujud menjadi biaya selama manfaatnya dengan cara yang rasional dan
sistematis.
l Aktiva tidak berwujud dinilai sebesar biaya
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilainya.
l Jumlah yang dapat diamortisasi dari aktiva
tidak berwujud harus dialokasikan secara sistematis berdasarkan perkiraan
terbaik dari masa manfaatnya.
l Pada umumnya masa manfaat suatu aktiva tidak
berwujud tidak boleh melebihi 20 tahun sejak tanggal aktiva siap digunakan
l Jika pola konsumsi tidak dapat ditentukan
dengan handal maka harus digunakan metode garis lurus.
l Biaya amortisasi diakui sebagai beban kecuali
PSAK lainnya mengizinkan atau mengharuskan untuk dimasukkan ke dalam nilai
tercatat aktiva lain.
Metode perhitungan Depresiasi/Penyusutan
1. Metode Garis
Lurus (Straight Line Method)
Merupakan metode depresiasi/penyusutan yang paling
sederhana dan banyak digunakan.
Rumus :
HP-NR / UE
Ket : HP = Harga Perolehan
NR = Nilai Residu
UE = Umur Ekonomis
Contoh :
PT. LISDA
membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp 5.000.000, UE selama 5
tahun. Berapa penyusutan tiap tahunnya?
Perhitungannya
:
1. Masukkan
Rumus
Depresiasi = HP-NR
/ UE
= 20.000.000-5.000.000 / 5
= 3.000.000
2. Membuat
tabel untuk mengetahui jumlah penyusutan tiap tahunnya :
Tahun Ke-
|
Depresiasi
(D)
|
Akumulasi Penyusutan
(K)
|
Total
Akumulasi Penyusutan
|
Nilai Buku
Aktiva (N)=N-K
|
0
|
|
|
|
20.000.000
|
1
|
3.000.000
|
3.000.000
|
3.000.000
|
17.000.000
|
2
|
3.000.000
|
3.000.000
|
6.000.000
|
14.000.000
|
3
|
3.000.000
|
3.000.000
|
9.000.000
|
11.000.000
|
4
|
3.000.000
|
3.000.000
|
12.000.000
|
8.000.000
|
5
|
3.000.000
|
3.000.000
|
15.000.000
|
5.000.000
|
Ket : di
akhir tahun ke -5 akan terdapat nilai 5.000.000 merupakan nilai sisa
(residunya).
3. Membuat
Jurnal
Jurnal
penyusutan di tahun pertama adalah
Biaya Depresiasi Mesin 3.000.000
Akumulasi
Depresiasi Rp
3.000.000
Jurnal
penyustan di tahun kedua adalah
Biaya Depresiasi Mesin 3.000.000
Akumulasi
Depresiasi 3.000.000
Catatan
: Nilai depresiasi adalah selalu sama di tahun 1 – 5
Jurnal
mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama
Akumulasi Depresiasi Rp 3.000.000
Mesin 3.000.000
Jurnal
mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua
Akumulasi Depresiasi Rp 3.000.000
Mesin 3.000.000
INFO TAMBAHAN
Apabila di
awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik
yaitu
Mesin 3.000.000
Akumulasi
Dpresiasi 3.000.000
Maka jurnal
di akhir tahun kedua bunyinya
Akumulasi Depresiasi 6.000.000
Mesin 6.000.000
Catatan
: Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan
untuk mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga sampai
kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah 20.000.000-3.000.000 =
17.000.000 dan di akhir tahun ke dua adalah 17.000.000-3.000.000=14.000.000
dst.
2. Metode Jam
Jasa (Services Hours Method)
Didasarkan
kepadan anggapan bahwa aktiva akan cepat rusak bila digunakan pada kapasitas
penuh. Maka beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan jam jasa.
Rumus :
HP-NR / n
Ket : HP = Harga Perolehan
NR = Nilai Residu
n = Taksiran jam jasa
Contoh :
PT. LISDA
membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp 5.000.000, dan dapat
digunakan selama 10.000jam dengan perincian sebagai berikut Tahun pertama 3000
jam, kedua 2500jam, ke tiga 2000jam, tahun keempat 1500jam dan kelima 1000jam. Berapa penyusutan tiap tahunnya?
Perhitungannya
:
1. Masukkan
rumus
Depresiasi = HP-NR
/ n
= 20.000.000-5.000.000 / 10.000
= Rp 1.500
2. Membuat
tabel depresiasi
Tahun Ke-
|
Depresiasi
(D)
|
Akumulasi
Penyusutan (K)
|
Total
Akumulasi Penyusutan
|
Nilai Buku
Aktiva (N)=N-K
|
0
|
|
|
|
20.000.000
|
1
|
3.000x1500
|
4.500.000
|
4.500.000
|
15.500.000
|
2
|
2500x1500
|
3.750.000
|
8.250.000
|
11.750.000
|
3
|
2000x1500
|
3.000.000
|
11.250.000
|
8.750.000
|
4
|
1500x1500
|
2.250.000
|
13.500.000
|
6.500.000
|
5
|
1000x1500
|
1.500.000
|
15.000.000
|
5.000.000
|
3. Membuat Jurnal
Jurnal
penyusutan di tahun pertama adalah
Biaya Depresiasi Mesin 4.500.000
Akumulasi
Depresiasi Rp
4.500.000
Jurnal
penyustan di tahun kedua adalah
Biaya Depresiasi Mesin 3.750.000
Akumulasi
Depresiasi 3.750.000
Jurnal
mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama
Akumulasi Depresiasi Rp 4.500.000
Mesin 4.500.000
Jurnal
mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua
Akumulasi Depresiasi Rp 3.750.000
Mesin 3.750.000
Catatan
: Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan
untuk mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga sampai
kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah 20.000.000-4.500.000 =
15.500.000 dan di akhir tahun ke dua adalah 15.500.000-3.750.000=11.750.000
dst.
INFO TAMBAHAN BISA DILAKUKAN BISA TIDAK
SESUAI KEINGINAN
Apabila di
awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik
yaitu
Mesin 4.500.000
Akumulasi
Dpresiasi 4.500.000
Maka jurnal
di akhir tahun kedua bunyinya
Akumulasi Depresiasi 8.250.000
Mesin 8.250.000
3.Metode
Hasil Produksi (Productive Output Method)
Umur
kegunaan aktiva dihitung dalam satuan jumlah unit hasil produksi. Beban
depresiasi dihitung dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga depresiasi
tiap periode akan berfluktuasi sesuai fluktuasi unit produksi.
Contoh :
PT. LISDA
membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp 5.000.000, dan dapat
digunakan selama 50.000 unit dengan perincian sebagai berikut Tahun pertama
18000 unit, kedua 15000unit, ke tiga 10.000 unit, tahun keempat 5000unit dan
kelima 2000 unit. Berapa penyusutan tiap
tahunnya?
Perhitungannya
:
1. Masukkan
rumus
Depresiasi = HP-NR
/ n
= 20.000.000-5.000.000 / 50.000
= Rp 300
2. Membuat
tabel depresiasi
Tahun Ke-
|
Depresiasi
(D)
|
Akumulasi
Penyusutan (K)
|
Total
Akumulasi Penyusutan
|
Nilai Buku
Aktiva (N)=N-K
|
0
|
|
|
|
20.000.000
|
1
|
18.000x300
|
5.400.000
|
5.400.000
|
14.600.000
|
2
|
15.000x300
|
4.500.000
|
9.900.000
|
10.100.000
|
3
|
10.000x300
|
3.000.000
|
12.900.000
|
7.100.000
|
4
|
5000x300
|
1.500.000
|
14.400.000
|
5.600.000
|
5
|
2000x300
|
600.000
|
15.000.000
|
5.000.000
|
3. Membuat
Jurnal
Jurnal
penyusutan di tahun pertama adalah
Biaya Depresiasi Mesin 5.400.000
Akumulasi
Depresiasi Rp
5.400.000
Jurnal
penyustan di tahun kedua adalah
Biaya Depresiasi Mesin 4.500.000
Akumulasi
Depresiasi 4.500.000
Jurnal
mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama
Akumulasi Depresiasi Rp 5.400.000
Mesin 5.400.000
Jurnal
mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua
Akumulasi Depresiasi Rp 4.500.000
Mesin 4.500.000
Catatan
: Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan
untuk mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga sampai
kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah 20.000.000-5.400.000 =
14.600.000 dan di akhir tahun ke dua adalah 14.600.000-4.500.000=10.100.000
dst.
INFO
TAMBAHAN
Apabila di
awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik
yaitu
Mesin 5.400.000
Akumulasi
Dpresiasi 5.400.000
Maka jurnal
di akhir tahun kedua bunyinya
Akumulasi Depresiasi 9.900.000
Mesin 9.900.000
4.
Metode Jumlah Angka Tahun
Dalam metode
ini depresiasi dihitung dengan cara mengalikan bagian pengurang yang setiap
tahunnya selalu menurun dengan harga perolehan dikurangi nilai residu.
Bagian
pengurang dihitung sebagai berikut :
-
Pembilang = bobot untuk tahun bersangkutan
-
Penyebut = jumlah angka tahun selama umur ekonomis aktiva atau
jumlah angka bobot.
Contoh :
PT. LISDA
membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp 5.000.000, dan UE selama 5
tahun. Depresiasi mesin dihitung sbb :
Tahun
|
Bobot
(weight)
|
Bagian Pengurang
|
1
|
5
|
5/15
|
2
|
4
|
4/15
|
3
|
3
|
3/15
|
4
|
2
|
2/15
|
5
|
1
|
1/15
|
TOTAL
|
15
|
|
Berapa
penyusutan tiap tahunnya?
Perhitungannya
:
1. Membuat
Tabel
Tahun Ke-
|
Perhitungan
Penyusutan
(D)
|
Akumulasi
Penyusutan
(K)
|
Total
Akumulasi Penyusutan
|
Nilai Buku
Aktiva (N)=N-K
|
0
|
|
|
|
20.000.000
|
1
|
5/15x15jt
|
5.000.000
|
5.000.000
|
15.000.000
|
2
|
4/15x15jt
|
4.000.000
|
9.000.000
|
11.000.000
|
3
|
3/15x15jt
|
3.000.000
|
12.000.000
|
8.000.000
|
4
|
2/15x15jt
|
2.000.000
|
14.000.000
|
6.000.000
|
5
|
1/15x15jt
|
1.000.000
|
15.000.000
|
5.000.000
|
Ket : 15
juta merupakan nilai bersih (HP-NR)
1. Membuat
Jurnal
Jurnal
penyusutan di tahun pertama adalah
Biaya Depresiasi Mesin 5.000.000
Akumulasi
Depresiasi Rp
5.000.000
Jurnal
penyustan di tahun kedua adalah
Biaya Depresiasi Mesin 4.000.000
Akumulasi
Depresiasi 4.000.000
Jurnal
mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama
Akumulasi Depresiasi Rp 5.000.000
Mesin 5.000.000
Jurnal
mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua
Akumulasi Depresiasi Rp 4.000.000
Mesin 4.000.000
Catatan
: Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan
untuk mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga sampai
kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah 20.000.000-5.000.000 =
15.000.000 dan di akhir tahun ke dua adalah 15.000.000-4.000.000=11.000.000
dst.
INFO
TAMBAHAN
Apabila di
awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik
yaitu
Mesin 5.000.000
Akumulasi
Depresiasi 5.000.000
Maka jurnal
di akhir tahun kedua bunyinya
Akumulasi Depresiasi 9.000.000
Mesin 9.000.000
5. Metode saldo menurun (declining balance method)
Metode ini juga merupakan metode penurunan beban
penyusutan yang menggunakan tingkat penyusutan (diekspresikan dalam persentase)
yang merupakan perkalian dari metode garis lurus. Tingkat penyusutan metode ini
selalu tetap dan diaplikasikan untuk mengurangi nilai buku pada setiap akhir tahun.
Tidak seperti metode lain, dalam metode saldo menurun nilai sisa tidak dikurangkan
dari harga perolehan dalam menghitung nilai yang dapat disusutkan. Rumus yang digunakan
dalam menghitung adalah sebagai berikut:
Penyusutan = % penyusutan (harga perolehan – akumulasi
penyusutan)
Perhitungan
penyusutan
Contoh :
PT. LISDA
membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp 5.000.000, dan UE selama 5
tahun dengan tarif 20%. Depresiasi mesin
dihitung sbb :
Tahun Ke-
|
Perhitungan
Penyusutan
|
Depresiasi
Penyusutan
|
Akumulasi
Penyusutan
(K)
|
Nilai Buku
Aktiva =harga perolehan - K
|
0
|
|
|
|
20.000.000
|
1
|
20.000.000x20%
|
4.000.000
|
4.000.000
|
16.000.000
|
2
|
16.000.000x20%
|
3.200.000
|
7.200.000
|
12.800.000
|
3
|
12.800.000x20%
|
2.560.000
|
9.760.000
|
10.240.000
|
4
|
10.240.000x20%
|
2.048.000
|
11.808.000
|
8.192.000**
|
5
|
|
3.192.000
|
15.000.000
|
5.000.000
|
Ket : *3.192.000 berasal dari 8.192.000-5.000.000 (NR).
Membuat Jurnal
Jurnal
penyusutan di tahun pertama adalah
Biaya Depresiasi Mesin 4.000.000
Akumulasi
Depresiasi Rp 4.000.000
Jurnal
penyustan di tahun kedua adalah
Biaya Depresiasi Mesin 3.200.000
Akumulasi
Depresiasi 3.200.000
Jurnal
mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama
Akumulasi Depresiasi Rp 4.000.000
Mesin 4.000.000
Jurnal
mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua
Akumulasi Depresiasi Rp 3.200.000
Mesin 3.200.000
Catatan
: Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan
untuk mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga sampai
kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah 20.000.000-4.000.000 =
16.000.000 dan di akhir tahun ke dua adalah 16.000.000-3.200.000=12.800.000
dst.
INFO
TAMBAHAN
Apabila di
awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik
yaitu
Mesin 4.000.000
Akumulasi
Dpresiasi 4.000.000
Maka jurnal
di akhir tahun kedua bunyinya
Akumulasi Depresiasi 7.200.000
Mesin 7.200.000
6.
Metode saldo menurun berganda (double declining method)
Saldo menurun yang menggunakan tarid
penyusutan 2 kali tarif penyusutan garis lurus untuk masa manfaat yang sama.
Contoh :
PT. LISDA
membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp 5.000.000, dan UE selama 5
tahun dengan tarif 20% maka saldo menurun bergandanya menjadi 40% (2x20%). Depresiasi mesin dihitung sbb :
Tahun Ke-
|
Perhitungan
Penyusutan
|
Depresiasi
Penyusutan
|
Akumulasi
Penyusutan
(K)
|
Nilai Buku
Aktiva =harga perolehan - K
|
0
|
|
|
|
20.000.000
|
1
|
20.000.000x40%
|
8.000.000
|
8.000.000
|
12.000.000
|
2
|
12.000.000x40%
|
4.800.000
|
12.800.000
|
7.200.000
|
3
|
7.200.000x40%
|
2.880.000
|
15.680.000
|
4.320.000
|
4
|
4.320.000x40%
|
1.728.000
|
17.408.000
|
2.592.000
|
5
|
|
|
15.000.000
|
5.000.000
|
Ket : Dengan menggunakan metode penurunan berganda maka
tidak didapat penyusutan di akhir tahun ke lima. Karena nilai buku aktual
perhitungan lebih kecil dari perkiraan nilai residu.
Membuat Jurnal
Jurnal
penyusutan di tahun pertama adalah
Biaya Depresiasi Mesin 8.000.000
Akumulasi
Depresiasi Rp 8.000.000
Jurnal
penyustan di tahun kedua adalah
Biaya Depresiasi Mesin 4.800.000
Akumulasi
Depresiasi 4.800.000
Jurnal
mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama
Akumulasi Depresiasi Rp 8.000.000
Mesin 8.000.000
Jurnal
mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua
Akumulasi Depresiasi Rp 4.800.000
Mesin 4.800.000
Catatan
: Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan
untuk mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga sampai
kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah 20.000.000-8.000.000 =
12.000.000 dan di akhir tahun ke dua adalah 12.000.000-4.800.000=7.200.000 dst.
INFO
TAMBAHAN
Apabila di
awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik
yaitu
Mesin 8.000.000
Akumulasi
Dpresiasi 8.000.000
Maka jurnal
di akhir tahun kedua bunyinya
Akumulasi Depresiasi 12.800.000
Mesin 12.800.000
Semoga bisa memberikan gambaran !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar